Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Cara Menghitung Pph


Hallo Sobat RT! Apa kabar? Kali ini kita akan membahas tentang cara menghitung Pph atau pajak penghasilan. Mungkin terdengar membosankan, tapi jangan khawatir, kita akan membuatnya menjadi lebih menyenangkan dan mudah dipahami. Yuk, simak artikel ini sampai selesai!

Sebelum kita membahas lebih dalam, mari kita pahami terlebih dahulu apa itu Pph atau pajak penghasilan. Pph adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan seseorang atau badan usaha. Penghasilan yang dimaksud bisa berasal dari gaji, bonus, tunjangan, hingga penghasilan dari usaha atau investasi. Pajak ini wajib dibayarkan oleh setiap warga negara yang memperoleh penghasilan di Indonesia.

Cara Menghitung Pph

1. Hitung Penghasilan Bruto

Langkah pertama dalam menghitung Pph adalah dengan menghitung penghasilan bruto. Penghasilan bruto adalah jumlah penghasilan sebelum dipotong pajak. Jika kamu bekerja sebagai karyawan, penghasilan bruto bisa dihitung dari gaji bulanan ditambah tunjangan-tunjangan yang diterima. Sedangkan jika kamu memiliki usaha, penghasilan bruto bisa dihitung dari total pendapatan yang diterima selama satu tahun.

Contoh: Jika gaji bulanan kamu sebesar Rp5.000.000 dan kamu menerima tunjangan kesehatan sebesar Rp500.000 per bulan, maka penghasilan bruto kamu adalah Rp5.500.000.

2. Kurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak

Setelah menghitung penghasilan bruto, langkah selanjutnya adalah mengurangi penghasilan tidak kena pajak. Penghasilan tidak kena pajak adalah penghasilan yang tidak dikenakan pajak. Misalnya, tunjangan keluarga, THR, atau uang lembur. Penghasilan tidak kena pajak bisa berbeda-beda tergantung pada jenis penghasilan yang diterima.

Contoh: Jika tunjangan keluarga kamu sebesar Rp1.000.000 per bulan, maka penghasilan tidak kena pajak kamu adalah Rp1.000.000.

3. Hitung Penghasilan Neto

Setelah mengurangi penghasilan tidak kena pajak, selanjutnya hitung penghasilan neto. Penghasilan neto adalah penghasilan setelah dikurangi penghasilan tidak kena pajak. Dari penghasilan neto ini kemudian dihitung besarnya Pph yang harus dibayarkan.

Contoh: Jika penghasilan bruto kamu sebesar Rp5.500.000 dan penghasilan tidak kena pajak kamu sebesar Rp1.000.000, maka penghasilan neto kamu adalah Rp4.500.000.

Penghitungan Pph Pasal 21

1. Tarif Pph Pasal 21

Pph Pasal 21 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan yang diterima karyawan. Tarif Pph Pasal 21 tergantung pada besarnya penghasilan bruto. Semakin besar penghasilan bruto, semakin tinggi pula tarif Pph Pasal 21 yang harus dibayarkan.

Berikut adalah tabel tarif Pph Pasal 21:

Penghasilan Bruto Tarif Pph
Kurang dari atau sama dengan Rp50.000.000 5%
Lebih dari Rp50.000.000 sampai dengan Rp250.000.000 15%
Lebih dari Rp250.000.000 sampai dengan Rp500.000.000 25%
Lebih dari Rp500.000.000 30%

2. Contoh Penghitungan Pph Pasal 21

Contoh: Jika penghasilan bruto kamu sebesar Rp5.500.000 dan penghasilan tidak kena pajak kamu sebesar Rp1.000.000, maka penghasilan neto kamu adalah Rp4.500.000. Dari penghasilan neto ini, kamu bisa menghitung besarnya Pph Pasal 21 yang harus dibayarkan.

Berikut adalah contoh penghitungan Pph Pasal 21:

  • Penghasilan bruto: Rp5.500.000
  • Penghasilan tidak kena pajak: Rp1.000.000
  • Penghasilan neto: Rp4.500.000
  • Tarif Pph: 5%
  • Pph yang harus dibayarkan: Rp225.000

Penghitungan Pph Pasal 22

1. Tarif Pph Pasal 22

Pph Pasal 22 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan dari usaha atau investasi. Tarif Pph Pasal 22 tergantung pada jenis penghasilan yang diperoleh. Ada beberapa jenis penghasilan yang dikenakan Pph Pasal 22, seperti:

  • Bunga bank: 20%
  • Dividen: 10%
  • Sewa gedung/kantor: 10%
  • Fee jasa teknis: 2%

2. Contoh Penghitungan Pph Pasal 22

Contoh: Jika kamu memiliki investasi saham dan memperoleh dividen sebesar Rp10.000.000, maka kamu harus membayar Pph Pasal 22 sebesar 10% dari penghasilan tersebut.

Berikut adalah contoh penghitungan Pph Pasal 22:

  • Penghasilan: Rp10.000.000
  • Tarif Pph: 10%
  • Pph yang harus dibayarkan: Rp1.000.000

Penghitungan Pph Pasal 23

1. Tarif Pph Pasal 23

Pph Pasal 23 adalah pajak penghasilan yang dikenakan atas penghasilan dari usaha atau jasa yang diterima dari pihak luar negeri. Tarif Pph Pasal 23 tergantung pada jenis penghasilan yang diperoleh dan negara asal pengirim penghasilan tersebut.

2. Contoh Penghitungan Pph Pasal 23

Contoh: Jika kamu memiliki usaha dan menerima penghasilan dari pihak luar negeri sebesar Rp50.000.000, maka kamu harus membayar Pph Pasal 23 sebesar 2% dari penghasilan tersebut.

Berikut adalah contoh penghitungan Pph Pasal 23:

  • Penghasilan: Rp50.000.000
  • Tarif Pph: 2%
  • Pph yang harus dibayarkan: Rp1.000.000

Penutup

Sampai di sini, kita sudah membahas cara menghitung Pph serta tarif Pph untuk setiap jenis Pph. Meskipun terdengar rumit, menghitung Pph sebenarnya cukup mudah asalkan kamu memahami langkah-langkahnya. Dengan membayar Pph, kamu sudah turut berkontribusi dalam pembangunan negara. Jadi, jangan lupa bayar pajak ya, Sobat RT!

Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.