Mrih Padhanging Sasmita Tegese
Hallo Sobat RT, kali ini kita akan membahas tentang Mrih Padhanging Sasmita Tegese. Bagi kamu yang belum tahu, Mrih Padhanging Sasmita Tegese adalah sebuah tradisi dalam masyarakat Bali yang dilakukan sebagai bentuk syukur atas hasil panen yang diperoleh.
Tradisi Mrih Padhanging Sasmita Tegese biasanya dilakukan pada bulan April atau Mei setelah panen padi selesai dilakukan. Acara ini dihadiri oleh seluruh anggota masyarakat, termasuk petani, kepala desa, hingga pemangku adat.
Sejarah Mrih Padhanging Sasmita Tegese
Sejarah Mrih Padhanging Sasmita Tegese berasal dari legenda rakyat Bali yang dikenal dengan nama "Luhur Mekori". Legenda ini menceritakan tentang seorang raja yang menemukan sebuah benda aneh pada saat melakukan perburuan. Raja tersebut kemudian memberikan benda tersebut kepada pendeta yang tinggal di pura terdekat.
Pendeta tersebut mengetahui bahwa benda tersebut adalah sejenis reruntuhan candi yang berasal dari zaman Kuno. Setelah dilakukan penelitian, diketahui bahwa reruntuhan tersebut berasal dari Kerajaan Majapahit yang pernah berdiri di Indonesia. Kemudian, pendeta tersebut meminta rakyat Bali untuk membantu mengumpulkan dana untuk membangun kembali candi tersebut.
Setelah beberapa tahun, candi tersebut berhasil dibangun kembali. Sebagai bentuk rasa syukur, masyarakat Bali kemudian melakukan tradisi Mrih Padhanging Sasmita Tegese sebagai bentuk penghormatan terhadap para leluhur yang telah membangun candi tersebut.
Prosesi Mrih Padhanging Sasmita Tegese
Persiapan
Sebelum acara dimulai, seluruh anggota masyarakat Bali melakukan persiapan dengan membersihkan lingkungan sekitar pura dan mempersiapkan sesaji yang akan dipersembahkan kepada para leluhur. Selain itu, mereka juga mengenakan pakaian adat Bali yang khas.
Upacara
Pada hari H, seluruh anggota masyarakat berkumpul di pura untuk memulai acara Mrih Padhanging Sasmita Tegese. Acara dimulai dengan penyembelihan seekor babi sebagai bentuk persembahan kepada para leluhur. Selanjutnya, sesaji yang telah dipersiapkan sebelumnya dipersembahkan kepada para leluhur.
Setelah itu, semua anggota masyarakat yang hadir membawa hasil panen mereka masing-masing. Hasil panen tersebut diletakkan di atas sebuah meja yang telah disediakan di pura. Seluruh anggota masyarakat kemudian memohon restu kepada para leluhur agar hasil panen mereka berlimpah pada tahun depan.
Akhir Acara
Setelah acara selesai, seluruh anggota masyarakat bersama-sama mengonsumsi daging babi yang telah disembelih sebelumnya sebagai bentuk perayaan. Mereka juga mengadakan berbagai macam kegiatan seperti tari-tarian dan permainan tradisional Bali.
Arti Penting Mrih Padhanging Sasmita Tegese
Mrih Padhanging Sasmita Tegese memiliki arti penting bagi masyarakat Bali sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang mereka peroleh. Selain itu, acara ini juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antara anggota masyarakat, termasuk petani dan kepala desa. Acara ini juga menjadi wadah untuk melestarikan budaya dan tradisi Bali yang unik dan beragam.
Kesimpulan
Demikianlah artikel tentang Mrih Padhanging Sasmita Tegese. Tradisi ini merupakan salah satu bentuk kearifan lokal yang harus kita jaga dan lestarikan. Dengan melestarikan tradisi ini, kita dapat memperkuat rasa kebersamaan dan rasa cinta terhadap budaya dan warisan nenek moyang kita. Sampai jumpa kembali di artikel menarik lainnya.