Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

20 Contoh Majas Paradoks Dan Pembahasan Detail


Hallo Sobat RT! Apa kabar kalian hari ini? Kali ini, kita akan membahas tentang contoh majas paradoks dan pembahasannya secara detail. Majas paradoks merupakan majas yang menggunakan kalimat yang bertentangan dengan logika atau kesimpulan yang bertentangan dengan kenyataan. Kita sering menemukan majas paradoks dalam puisi, sastra, atau bahkan dalam percakapan sehari-hari. Yuk, simak 20 contoh majas paradoks dan pembahasannya di bawah ini!

1. Ironi

Ironi merupakan majas yang menggunakan kalimat dengan arti yang berbeda dari makna sebenarnya. Contohnya adalah "Dia pintar tapi bodoh", yang artinya sebenarnya adalah dia pintar dalam hal tertentu namun bodoh dalam hal lain. Majas ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh lain dari majas ironi adalah "Dia suka berbicara tetapi tidak pandai mendengarkan". Dalam kalimat ini, artinya sebenarnya adalah bahwa dia suka bicara dan tidak suka mendengarkan.

Ironi sering digunakan dalam puisi, sastra, dan bahkan dalam pembelajaran. Dalam pembelajaran, guru sering menggunakan ironi untuk membuat siswa lebih memahami sisi lain dari sebuah masalah atau situasi.

2. Antitesis

Antitesis merupakan majas yang menggunakan kalimat yang bertentangan antara satu dengan yang lain. Contohnya adalah "Manusia hidup mati, tetapi karya-karyanya abadi". Dalam kalimat ini, kata hidup bertentangan dengan mati, sedangkan abadi bertentangan dengan sementara.

Contoh lain dari antitesis adalah "Dia sering merasa sendiri di tengah keramaian". Dalam kalimat ini, sendiri bertentangan dengan keramaian.

Antitesis sering digunakan dalam sastra dan puisi untuk menunjukkan perbedaan atau kontras antara dua hal atau situasi.

3. Sinisme

Sinisme merupakan majas yang menggunakan kalimat dengan nada yang sinis atau merendahkan. Contohnya adalah "Kerja keras tidak selalu membuahkan hasil, tetapi tidak bekerja keras selalu membuahkan kegagalan". Dalam kalimat ini, sinisme terletak pada kata "selalu" yang menunjukkan ketidakpercayaan terhadap kerja keras.

Contoh lain dari sinisme adalah "Dia membuat keputusan yang benar, tentu saja setelah mencoba yang salah sebanyak 10 kali". Dalam kalimat ini, sinisme terletak pada kata "tentu saja" yang menunjukkan ketidakpercayaan terhadap kemampuan seseorang untuk membuat keputusan yang benar.

Sinisme sering digunakan dalam sastra, puisi, dan bahkan dalam percakapan sehari-hari. Namun, penggunaannya harus diperhatikan agar tidak menyinggung perasaan orang lain.

4. Hipotesis Absurd

Hipotesis absurd merupakan majas yang menggunakan kalimat yang sangat tidak mungkin atau tidak masuk akal. Contohnya adalah "Jika ayam bisa terbang, maka tidak akan ada lagi yang memakan ayam goreng". Dalam kalimat ini, hipotesis absurd terletak pada ayam yang bisa terbang.

Contoh lain dari hipotesis absurd adalah "Jika langit berwarna hijau, maka rumput akan berwarna biru". Dalam kalimat ini, hipotesis absurd terletak pada perubahan warna langit dan rumput.

Hipotesis absurd sering digunakan dalam sastra dan puisi untuk menunjukkan ketidakmungkinan atau keanehan dari suatu situasi atau peristiwa.

5. Paradox

Paradox merupakan majas yang menggunakan kalimat yang bertentangan dengan logika atau kesimpulan yang bertentangan dengan kenyataan. Contohnya adalah "Dia terlalu pintar untuk dipahami oleh orang bodoh". Dalam kalimat ini, paradox terletak pada pemahaman orang bodoh terhadap orang yang pintar.

Contoh lain dari paradox adalah "Saya sangat sibuk sehingga saya tidak punya waktu untuk melakukan apa pun". Dalam kalimat ini, paradox terletak pada kepadatan waktu dan ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu.

Paradox sering digunakan dalam sastra dan puisi untuk menunjukkan keanehan atau hal yang bertentangan dengan logika atau kenyataan.

6. Eufemisme

Eufemisme merupakan majas yang menggunakan kalimat yang lebih halus atau tidak langsung untuk menggantikan kalimat yang kasar atau tidak sopan. Contohnya adalah "Dia berpulang ke rumah yang lebih baik". Dalam kalimat ini, eufemisme terletak pada kata "berpulang" yang menggantikan kata "mati".

Contoh lain dari eufemisme adalah "Dia tidak lagi bekerja di perusahaan kami". Dalam kalimat ini, eufemisme terletak pada kata "tidak lagi bekerja" yang menggantikan kata "dipecat".

Eufemisme sering digunakan dalam percakapan sehari-hari, iklan, dan media massa untuk menghindari kata-kata yang tidak sopan atau kasar.

7. Litotes

Litotes merupakan majas yang menggunakan kalimat yang mengurangi makna atau arti dari kalimat sebenarnya. Contohnya adalah "Dia bukan orang yang bodoh". Dalam kalimat ini, litotes terletak pada kata "bukan" yang mengurangi arti dari kalimat sebenarnya.

Contoh lain dari litotes adalah "Dia tidak buruk dalam hal itu". Dalam kalimat ini, litotes terletak pada kata "tidak buruk" yang mengurangi arti dari kalimat sebenarnya.

Litotes sering digunakan dalam sastra dan puisi untuk menunjukkan ketidakpercayaan atau ketidakpastian terhadap suatu peristiwa atau situasi.

8. Sinekdokhe

Sinekdokhe merupakan majas yang menggunakan bagian dari sesuatu untuk mewakili keseluruhan atau sebaliknya. Contohnya adalah "Dia membeli mobil baru". Dalam kalimat ini, mobil merupakan bagian dari kepemilikan kendaraan yang lebih besar.

Contoh lain dari sinekdokhe adalah "Seluruh kelas meraih nilai A". Dalam kalimat ini, kelas mewakili keseluruhan siswa yang ada di dalamnya.

Sinekdokhe sering digunakan dalam sastra, puisi, dan bahkan dalam percakapan sehari-hari untuk menunjukkan keseluruhan dari suatu situasi atau peristiwa.

9. Pleonasme

Pleonasme merupakan majas yang menggunakan kata atau kalimat yang berulang untuk menegaskan arti atau makna yang sama. Contohnya adalah "Dia pergi ke luar rumah". Dalam kalimat ini, kata "ke luar" merupakan pleonasme karena sudah tercakup dalam kata "pergi".

Contoh lain dari pleonasme adalah "Dia memakai baju putih bersih". Dalam kalimat ini, kata "bersih" merupakan pleonasme karena sudah tercakup dalam kata "putih".

Pleonasme sering digunakan dalam sastra dan puisi untuk menekankan arti atau makna dari suatu kalimat atau kata.

10. Hiperbola

Hiperbola merupakan majas yang menggunakan kalimat yang sangat berlebihan atau berlebihan dalam menggambarkan situasi atau peristiwa. Contohnya adalah "Dia menangis setiap hari selama tiga bulan". Dalam kalimat ini, hiperbola terletak pada kata "setiap hari" yang menggambarkan situasi yang sangat berlebihan.

Contoh lain dari hiperbola adalah "Saya telah memberikan segalanya untukmu". Dalam kalimat ini, hiperbola terletak pada kata "segalanya" yang menggambarkan situasi yang sangat berlebihan.

Hiperbola sering digunakan dalam sastra dan puisi untuk menunjukkan ekspresi atau perasaan yang sangat kuat atau berlebihan.