20 Contoh Kalimat Majas Litotes dan Pengertiannya
Dalam ragam bahasa Indonesia, ada sebuah pemakaian bahasa yang digunakan untuk memberikan efek – efek tertentu terhadap penulisannya agar terlihat lebih hidup dan menarik. Pemakaian bahasa itu disebut dengan gaya bahasa atau majas.
Bahasa Indonesia memiliki beberapa macam gaya bahasa, salah satunya adalah majas litotes. Pada kesempatan ini, marilah kita bahas lebih jauh mengenai majas litotes ini.
Pengertian Majas Litotes
Pernahkah Anda mendengar atau membaca kalimat - kalimat seperti "Mampirlah ke gubukku sebentar!" atau "terimalah pemberianku yang tidak berharga ini!" ? Kalau pernah, kalimat – kalimat itu adalah kalimat yang mengandung majas litotes.
Lalu apakah yang dimaksud dengan majas litotes tersebut ?
Majas litotes adalah gaya bahasa yang dimaksudkan untuk menyatakan suatu keadaan dengan cara mengatakan keadaan yang sebaliknya. Biasanya gaya bahasa ini digunakan oleh seseorang untuk merendah dengan mengatakan maksud yang tidak sebenarnya kepada lawan bicara.
Contoh :
"Sudikah kalian mampir ke gubuk saya terlebih dahulu ?"
Kalimat diatas mengandung gaya bahasa litotes, yaitu kata gubuk di sini dimaksudkan oleh penutur untuk merendah secara halus. Sebenarnya yang dimaksud adalah rumah yang terbuat dari tembok pada umumnya bukan gubuk yang terbuat dari kayu atau geribik. Atau bisa juga yang dimaksud adalah rumah mewah.
"Apalah dayaku yang hanya memiliki motor butut ini"
Kalimat di atas juga mengandung gaya bahasa litotes, yaitu penutur bermaksud merendah bahwa dia hanya memiliki sebuah motor butut. Padahal, kenyataannya tidak.
Contoh – contoh Kalimat Majas Litotes
Setelah membaca penjelasan di atas apakah Anda telah mengerti tentang gaya bahasa yang satu ini ? Agar bisa lebih mengerti tentang majas litotes, berikut ini adalah contoh – contoh kalimat yang mengandung majas litotes.
Di hari ulang tahunmu ini, terimalah hadiah yang tidak seberapa ini dariku.
Jika dia memiliki harta yang melimpah, apalah dayaku yang hanya memiliki cinta dan kasih sayang.
Silahkan menikmati makanan yang seadanya ini!
Aku hanyalah seorang pria kecil dengan impian dan harapan yang besar.
Kami bisa hidup seperti ini berkat usaha kecil – kecilan yang kami lakukan.
Setelah bekerja dengan sangat keras selama 5 tahun, akhirnya aku bisa membeli mobil butut ini.
Tubuh yang renta ini tidak pantas mendapatkan penghargaan orang terkuat ini.
Jika kalian pergi ke Jakarta, hampirilah gubuk tua ku yang tidak seberapa ini.
Suaraku yang serak ini tidak pantas disandingkan dengan suara penyanyi semacam Beyonce.
Aku dan keluargaku hanya tinggal di rumah sederhana di pinggiran kota.
Aku tinggal di sebuah tempat yang hanya beralaskan tanah dan beratapkan langit.
Jangan lupa nanti malam datang ke pesta kecil – kecilan di rumahku.
Aku hanyalah seorang pengusaha kecil.
Aku bekerja hanya sebagai pegawai biasa di kantor pemerintahan.
Penghasilanku bekerja di perusahaan itu hanya cukup untuk membeli permen saja.
Terimalah lukisanku yang jelek ini!
Ayahku akan mengadakan perayaan kecil – kecilan untuk memperingati hari kelahiranku.
Janganlah sungkan untuk meminta bantuan kepadaku yang hanya orang bodoh ini.
Selamat datang di hidupku yang penuh dengan kesederhanaan.
Aku hanya memakai pakaian seadanya untuk pergi ke perjamuan yang besar itu.
Demikianlah pengertian dan contoh kalimat majas litotes di atas. Kesimpulannya, majas litotes ini bisa Anda gunakan untuk merendah diri secara halus, sehingga Anda tidak terlihat seperti menyombongkan diri terhadap lawan bicara. Gaya bahasa ini menggambarkan diri Anda seolah – olah tidak memiliki apa – apa, kecil, atau bahkan tidak berdaya, tetapi di balik itu semua Anda adalah kebalikan dari kata – kata tersebut.
Nah sampai di sini, Apakah Anda sudah cukup jelas ? Jika iya selamat, tetapi jika tidak, teruslah belajar. Dengan belajar mengenai gaya bahasa, akan menambah wawasan Anda tentang karya sastra. Sampai di sini dulu artikel kali ini, Anda juga bisa menemukan artikel – artikel bermanfaat lainnya di dalam blog ini.